Angin tenggara bertiup. Kering. Pucuk-pucuk pohon di pedukuhan sempit
itu bergoyang. Daun kuning serta ranting kering jatuh. Gemerisik rumpun
bambu.
Berderit baling-balung bambu yang dipasang anak gembala di
tepian Dukuh Paruk. Layang-layang yang terbuat dari daun gadung meluncur
naik.
Kicau beranjangan mendaulat kelengangan langit di alam Dukuh Paruk.
Udara
panas berbulan-bulan mengeringkan berjeis biji-bijian. Buah randu telah
menghitam kulitnya, pecah menjadi tiga juring. Bersama tiupan angin
terburai gumpalan-gumpalan kapuk.
Setiap gumpal kapuk mengandung biji
masak yang siap tumbuh pada tempat ia hinggap di bumi. Demikian
kearifan alam mengatur agar pohon randu baru tidak tumbuh berdekatan
dengan biangnya.
Pohon dadap memilih cara yang hampir sama penyebaran jenisnya.
Biji
dadap yang telah tua menggunakan kulit polongnya untuk terbang sebagai
baling-baling. Bila angin berhembus, tampak seperti ratusan kupu terbang
menuruti arah angin menginggalkan pohon dadap.
Kalau tidak
terganggu oleh anak-anak Dukuh Paruk, biji dadap itu akan tumbuh di
tempat yang jauh dari induknya. Begitu perintah alam.
23.5.13
Mandalawangi - Pangrango
Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang jurangmu
Aku datang kembali
Kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu
Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku
Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta
Malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua
Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya
Tanpa kita mengerti,
Tanpa kita bisa menawar
Terimalah dan hadapilah
Dan antara ransel ransel kosong dan api unggun yang membara
Aku terima ini semua
Melampaui batas batas hutanmu, melampaui batas batas jurangmu
Aku cinta padamu Pangrango
Karena aku cinta pada keberanian hidup
Jakarta 19-7-1966
Puisi Soe Hok Gie
Aku datang kembali
Kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu
Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku
Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta
Malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua
Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya
Tanpa kita mengerti,
Tanpa kita bisa menawar
Terimalah dan hadapilah
Dan antara ransel ransel kosong dan api unggun yang membara
Aku terima ini semua
Melampaui batas batas hutanmu, melampaui batas batas jurangmu
Aku cinta padamu Pangrango
Karena aku cinta pada keberanian hidup
Jakarta 19-7-1966
Puisi Soe Hok Gie
20.3.13
Orang Optimis dan Orang Pesimis: Sebuah Dongeng
Orang Optimis dan Orang Pesimis:
Sebuah Dongeng
Oleh Randy Flood
Ketika dia menulis cerita ini, Randy Flood masih duduk di SMP di North Bend High School di North Bend, Oregon. Dia adalah seorang pendebat paling baik dalam tim debat.
Pada masa lalu, di daerah yang tidak terlalu jauh dari sini, ada seorang raja yang mempunyai dua orang putra. Putra pertamanya bernama Adam, ia adalah seorang yang optimis dan extrem. Putranya yang kedua bernama Argot, Argot adalah seorang yang pesimis. Adam dan Argot adalah anak kembar, dan di kerajaan itu terjadi perdebatan hebat mengenai putra mana yang seharusnya menggantikan kedudukan raja ketika raja mangkat. Sebelum dia wafat, raja memutuskan agar dewan yang terdiri dari para penasihatnya yang paling dekat harus membuat keputusan.
Setelah raja meninggal, dewan memutuskan bahwa Adam dan Argot harus berkeliling dalam kerajaan itu dan berdebat mengenai apakah sesuatu baik atau buruk. Siapa di antara kedua bersaudara ini yang memenangkan perdebatan akan diangkat menjadi raja. Dan demikianlah Adam, Argot, dan dewan berjalan berkeliling kerajaan.
Ketika mereka berjalan, mereka bertemu dengan petani yang kelaparan. “Lihat,” kata Argot, “Mereka tidak mempunyai makanan dan mereka kelaparan. Pasti ini merupakan bukti bahwa dunia adalah tempat yang mengerikan.”
“Bukan,” jawab Adam, “Kekurangan makanan mengasah jiwa kita. Mungkin mereka memang tidak mempunyai makanan, tetapi mereka belajar pelajaran yang baik sekali. Kesabaran lebih berharga daripada makanan.”
Berjalan lebih jauh, mereka bertemu dengan seorang tunanetra. “Pasti dunia ini merupakan tempat yang mengerikan, kalau Tuhan membuat semua orang menjadi tunanetra!” kata Argot.
“Sekali lagi kamu salah,” jawab Adam. “Walaupun orang ini tidak dapat melihat, indranya yang lain menjadi lebih peka. Dia dapat mengetahui apakah seseorang berbohong dari nada suaranya. Dia mempunyai posisi yang lebih menguntungkan karena tunanetra.”
Akhirnya, mereka bertemu dengan orang yang sakit menjelang ajalnya. “Ini mengerikan!” cetus Argot. “Ada orang yang meninggal di pinggir jalan, dan tidak seorang pun yang cukup peduli untuk membantu dia. Ini membuktikan bahwa dunia ini adalah tempat yang mengerikan.”
“Semua orang akan meninggal,” jawab Adam. “Meninggal bukan sesuatu hal yang buruk. Orang ini akan segera bersama Tuhan.”
“Saya sudah cukup banyak mendengar,” kata salah seorang anggota dewan. “Sudah jelas bagi saya siapa yang akan menjadi penguasa yang lebih baik. Adam menunjukkan bahwa petani kelaparan dapat menarik pelajaran dari bersikap sabar. Dia menunjukkan bahwa orang tunanetra mempnyai indra yang lebih peka, dan bahwa orang yang sekarat akan lebih baik kalau dia meninggal. Apa yang mungkin dapat dikatakan Argot sekarang?”
“Izinkan saya bila Anda berkenan, untuk memberikan demonstrasi kecil,” kata Argot. “Apakah sasaran utama dari penguasa adalah membantu rakyat?”
“Ya, tentu saja,” kata dewan menyetujui.
“Bagaimana seorang penguasa dapat membantu rakyatnya bila dia tidak dapat melihat masalah mereka?” tanya Argot.
“Saya akan mampu melihat masalah mereka, bila mereka memang mempunyai masalah,” kata Adam. “Tetapi saya memastikan kepada kalian semua bahwa mereka tidak mempunyai masalah.”
“Kamu yakin bahwa orang tunanetra itu memang lebih baik tidak dapat melihat?” Argot bertanya kepada mereka semua.
“Ya,” mereka menjawab serentak.
“Kalau demikian tutup mata kalian semua,” Argot memberi perintah. “Kalian semua, tutup mata kalian. Sekarang, apakah kalian yakin bahwa bersabar lebih baik dari makanan?”
“Benar,” jawab mereka lagi, mata mereka masih ditutup rapat-rapat.
“Kalau begitu, saya meminta bahwa tidak seorang pun yang membuka matanya sampai saya memberi perintah,” kata Argot.
Diam-diam, Argot menghunus pedangnya dan membantai saudaranya. Dia kemudian membersihkan pedangnya dan membuangnya. “Buka mata kalian sekarang,” katanya.
“Ya, Tuhan,” mereka berteriak, “Adam mati! Kamu membunuh saudaramu sendiri!”
“Dengan demikian keputusan kalian akan menjadi mudah,” jawab Argot.
“Tetapi kami seharusnya memilih Adam!” kata seorang anggota dewan.
“Saya yang memenangkan perdebatan,” jelas Argot. “Menjadi buta membuat kalian tidak dapat mencegah aku dari membunuh saudaraku. Jadi, menjadi buta tidak terlalu baik. Bersikap sabar membuat kalian tidak membuka mata dan melihat apa yang aku lakukan. Jadi, bersabar dengan begitu bagus? Dan bila orang lebih baik mati, maka saudaraku lebih baik mati, dan apa yang aku lakukan mempunyai alasan yang benar. Adam mati, dan dengan demikian kalian harus mengangkat aku menjadi Raja.”
“Anda menjelaskan dengan sangat baik, Argot,” kata anggota dewan paling tinggi. Kemudian dia menoleh kepada anggota yang lain. “Aku yakin bahwa Argot adalah raja yang baru.”
Semua anggota dewan setuju, dan dengan demikian Argot Agung naik tahta. Dia memerintah selama bertahun-tahun, dan walaupun dia hampir selalu tidak bahagia, negara dan rakyatnya makmur.
Oleh Randy Flood
Ketika dia menulis cerita ini, Randy Flood masih duduk di SMP di North Bend High School di North Bend, Oregon. Dia adalah seorang pendebat paling baik dalam tim debat.
Pada masa lalu, di daerah yang tidak terlalu jauh dari sini, ada seorang raja yang mempunyai dua orang putra. Putra pertamanya bernama Adam, ia adalah seorang yang optimis dan extrem. Putranya yang kedua bernama Argot, Argot adalah seorang yang pesimis. Adam dan Argot adalah anak kembar, dan di kerajaan itu terjadi perdebatan hebat mengenai putra mana yang seharusnya menggantikan kedudukan raja ketika raja mangkat. Sebelum dia wafat, raja memutuskan agar dewan yang terdiri dari para penasihatnya yang paling dekat harus membuat keputusan.
Setelah raja meninggal, dewan memutuskan bahwa Adam dan Argot harus berkeliling dalam kerajaan itu dan berdebat mengenai apakah sesuatu baik atau buruk. Siapa di antara kedua bersaudara ini yang memenangkan perdebatan akan diangkat menjadi raja. Dan demikianlah Adam, Argot, dan dewan berjalan berkeliling kerajaan.
Ketika mereka berjalan, mereka bertemu dengan petani yang kelaparan. “Lihat,” kata Argot, “Mereka tidak mempunyai makanan dan mereka kelaparan. Pasti ini merupakan bukti bahwa dunia adalah tempat yang mengerikan.”
“Bukan,” jawab Adam, “Kekurangan makanan mengasah jiwa kita. Mungkin mereka memang tidak mempunyai makanan, tetapi mereka belajar pelajaran yang baik sekali. Kesabaran lebih berharga daripada makanan.”
Berjalan lebih jauh, mereka bertemu dengan seorang tunanetra. “Pasti dunia ini merupakan tempat yang mengerikan, kalau Tuhan membuat semua orang menjadi tunanetra!” kata Argot.
“Sekali lagi kamu salah,” jawab Adam. “Walaupun orang ini tidak dapat melihat, indranya yang lain menjadi lebih peka. Dia dapat mengetahui apakah seseorang berbohong dari nada suaranya. Dia mempunyai posisi yang lebih menguntungkan karena tunanetra.”
Akhirnya, mereka bertemu dengan orang yang sakit menjelang ajalnya. “Ini mengerikan!” cetus Argot. “Ada orang yang meninggal di pinggir jalan, dan tidak seorang pun yang cukup peduli untuk membantu dia. Ini membuktikan bahwa dunia ini adalah tempat yang mengerikan.”
“Semua orang akan meninggal,” jawab Adam. “Meninggal bukan sesuatu hal yang buruk. Orang ini akan segera bersama Tuhan.”
“Saya sudah cukup banyak mendengar,” kata salah seorang anggota dewan. “Sudah jelas bagi saya siapa yang akan menjadi penguasa yang lebih baik. Adam menunjukkan bahwa petani kelaparan dapat menarik pelajaran dari bersikap sabar. Dia menunjukkan bahwa orang tunanetra mempnyai indra yang lebih peka, dan bahwa orang yang sekarat akan lebih baik kalau dia meninggal. Apa yang mungkin dapat dikatakan Argot sekarang?”
“Izinkan saya bila Anda berkenan, untuk memberikan demonstrasi kecil,” kata Argot. “Apakah sasaran utama dari penguasa adalah membantu rakyat?”
“Ya, tentu saja,” kata dewan menyetujui.
“Bagaimana seorang penguasa dapat membantu rakyatnya bila dia tidak dapat melihat masalah mereka?” tanya Argot.
“Saya akan mampu melihat masalah mereka, bila mereka memang mempunyai masalah,” kata Adam. “Tetapi saya memastikan kepada kalian semua bahwa mereka tidak mempunyai masalah.”
“Kamu yakin bahwa orang tunanetra itu memang lebih baik tidak dapat melihat?” Argot bertanya kepada mereka semua.
“Ya,” mereka menjawab serentak.
“Kalau demikian tutup mata kalian semua,” Argot memberi perintah. “Kalian semua, tutup mata kalian. Sekarang, apakah kalian yakin bahwa bersabar lebih baik dari makanan?”
“Benar,” jawab mereka lagi, mata mereka masih ditutup rapat-rapat.
“Kalau begitu, saya meminta bahwa tidak seorang pun yang membuka matanya sampai saya memberi perintah,” kata Argot.
Diam-diam, Argot menghunus pedangnya dan membantai saudaranya. Dia kemudian membersihkan pedangnya dan membuangnya. “Buka mata kalian sekarang,” katanya.
“Ya, Tuhan,” mereka berteriak, “Adam mati! Kamu membunuh saudaramu sendiri!”
“Dengan demikian keputusan kalian akan menjadi mudah,” jawab Argot.
“Tetapi kami seharusnya memilih Adam!” kata seorang anggota dewan.
“Saya yang memenangkan perdebatan,” jelas Argot. “Menjadi buta membuat kalian tidak dapat mencegah aku dari membunuh saudaraku. Jadi, menjadi buta tidak terlalu baik. Bersikap sabar membuat kalian tidak membuka mata dan melihat apa yang aku lakukan. Jadi, bersabar dengan begitu bagus? Dan bila orang lebih baik mati, maka saudaraku lebih baik mati, dan apa yang aku lakukan mempunyai alasan yang benar. Adam mati, dan dengan demikian kalian harus mengangkat aku menjadi Raja.”
“Anda menjelaskan dengan sangat baik, Argot,” kata anggota dewan paling tinggi. Kemudian dia menoleh kepada anggota yang lain. “Aku yakin bahwa Argot adalah raja yang baru.”
Semua anggota dewan setuju, dan dengan demikian Argot Agung naik tahta. Dia memerintah selama bertahun-tahun, dan walaupun dia hampir selalu tidak bahagia, negara dan rakyatnya makmur.
#Catatan ini diambil dari Catatan Facebook seorang Agus Hermawan.
13.3.13
Sepatuku Eksperimenku
Ini dia sepatuku
Ini salah satu hasil uji coba dari keisengan gue. Bermula galau gara-gara sepatu yang satu ini cepat banget kotor (wajar sih karena warnanya yang putih polos), kena noda dikit langsung terlihat. Yah, saking takut kotornya (malas nyucinya sih) alhasil, sepatu ini yang paling enggan gue pakai kemana-mana.
Kejailan ini muncul saat gue lagi di kamar sambil baca majalah, gue tertarik dengan gambar sepatu yang penuh pola dan tiba-tiba gue kepikiran mau coret-coret sepatu.
Yang jadi korbannya ya sepatu putih polos gue, daripada sepatunya mubazir gak dipake mending gue jadiin eksperimen. Untung hasilnya memuaskan, jadi ini sepatu gak mojok aja di sudut kamar.
Well, bisa dilihat hasilnya di gambar yang atas. Not bad-laaah.
"Iseng itu gak selalu membawa keburukan, kok!" -Me,Guen-AHY!
*asal gak merugikan. :p
![]() |
My leg with my shoes |
![]() |
Beloved Shoes |
![]() | |||||||||||||
Hasil jadi sepatu coretan |
Ini salah satu hasil uji coba dari keisengan gue. Bermula galau gara-gara sepatu yang satu ini cepat banget kotor (wajar sih karena warnanya yang putih polos), kena noda dikit langsung terlihat. Yah, saking takut kotornya (malas nyucinya sih) alhasil, sepatu ini yang paling enggan gue pakai kemana-mana.
Kejailan ini muncul saat gue lagi di kamar sambil baca majalah, gue tertarik dengan gambar sepatu yang penuh pola dan tiba-tiba gue kepikiran mau coret-coret sepatu.
Yang jadi korbannya ya sepatu putih polos gue, daripada sepatunya mubazir gak dipake mending gue jadiin eksperimen. Untung hasilnya memuaskan, jadi ini sepatu gak mojok aja di sudut kamar.
Well, bisa dilihat hasilnya di gambar yang atas. Not bad-laaah.
"Iseng itu gak selalu membawa keburukan, kok!" -Me,Guen-AHY!
*asal gak merugikan. :p
Ngebolang di Jakarta Toys and Comic Fair 2013
Weekend kemarin
gue menyempatkan diri untuk berkunjung ke acara Jakarta Toys and Comic Fair
2013 di Balai Kartini, Jakarta. Acara tersebut diadakan pada Sabtu 9 Maret s.d.
Minggu 10 Maret 2013. Sebelum masuk ke tempat acara gue beli tiket dulu, on venue seharga Rp30.000,- lalu diberi cap di tangan terus tinggal ngeluyur deh ke dalem (Haha!).
Menurut informasi yang gue baca lebih
dari 200 stan mainan dari seluruh Indonesia hadir di acara ini, seperti Hasbro, Emco, Hottoys, Designer Toys, Toyzone, Multi Toys, dan masih banyak
lagi. Selain itu juga banyak
permainan yang diperlombakan seperti, Lego Build a Brick Competition, Lego
Building Competition, Sonic Sega Competition, Tomica Track Competition, MATCH ATTAX
Workshop dan juga Cosplay Showdown. Gue gak sempat liat seluruh perlombaannya, cuma
lomba Lego dan Cosplay Showdown yang sempat gue saksikan, selebihnya gue asik
berkeliling. Oiya, gak ketinggalan
hadir sejumlah komunitas Cosplay yang berkaitan dengan para pehobi mainan, komik,
dan tokoh-tokoh animasi melakukan gathering disini seperti, ORDER 66
S.I.T.H., JAKSABER, URBAN JEDI, AAC TOKUSATSU, MACHIPOT, Indonesia Zombie
Club, KOMUTOKU, Ultraman Cosplay Team, dan lain-lain. Gue juga sempat foto
bareng Cosplayer robot (lupa namanya) yang karakternya dari Film Star Wars dan ngeceng di depan Gundam. Diantara
Cosplayer lain, gue paling sering berpapasan sama Cosplayer yang jadi Zombie.
Agak risih sih liatnya soalnya
dandanannya scary, ada efek
darah-darah dan tempelan mata yang banyak dimukanya, yaks.
Pas lagi keliling dari stan satu ke stan yang lain yang paling sering gue
perhatikan adalah barang jualannya, kebanyakan stan menjual boneka karakter. Gue
seneng banget pas nemu boneka karakter kartun Sensaia, Hati-nya Iron Man, sama
pedang Asuna dari kartun Sword Art Online. Kalau saja gue punya uang berlimpah
ingin rasanya semua dibawa pulang. Selain itu, ada juga yang jual boneka karakter pemain bola Lionel
Messi dan Drum yang ditandangi artis-artis Internasional kaya Dream Traeter,
Megadeth, Sklipnot, dan banyak lagi.
![]() | |||
Ramainya pengunjung, gambar ini diambil pas ada di Area Food Court
|
![]() |
Gue foto bareng sama Cosplayer |
Saint Saiya |
Capek berkeliling gue ngacir ke Food Area yang letaknya ada di lantai 2. Tempatnya gak begitu luas dengan tempat duduk terbatas, so gue gak dapat tempat duduk dan memilih untuk bermigrasi ke luar gedung dan duduk di pinggir trotoar. Jadilah gue cuma beli es dengan mangkok plastik yang isinya sirup markisa plus jelly berbagai bentuk yang nyegerin banget, kalau gak salah gue pesan yang rasa Sunshine. Gue juga sempat beli Lasagna dan nyicip Pancake Durian, yummy!
Sekitar jam 7 malam gue memutuskan untuk pulang setelah puas berkeliling
dan membawa oleh-oleh dua buah topeng yaitu topeng Batman dan Ironman, mainan
Pedang Thor, serta boneka kecil yang harganya Rp10.000/3 buah. Maunya sih bawa
pedang Asuna juga tapi harganya itu Rp800.000!!! Huaaaa, bisa-bisa gak jajan
selama sebulan itu mah!
Well, kalau ada acara Jakarta Toys and Comic Fair lagi pastinya gue bakal
mampir walau cuma sekedar mandor-in
doang (ngeliat tanpa beli, haha!). Warning!
Saran gue, sediakan uang yang melimpah karena godaan untuk memborong itu sangat
kuat. :p
![]() |
Mainan lagi! |
![]() |
Zombie, yuks |
Hercelot :* |
![]() |
Perisai Captain America |
8.3.13
Portofol Coretan
Ini hasil coretan asli hasil buatan tangan gue. Alatnya masih standar, Pensil 2B, kertas A4, pensil, penghapus, rautan kalo butuh. Sisanya main magic pakai Photoshop CS3. Coretan ini dibuat untuk memenuhi Janji 100 gambar. Semoga cepat tercapai dan makin bisa buat yang lebih bagus. Semangat Guenn. :D
![]() |
Ini gambar pertama, love it so well! :* |
![]() |
Sketsa Tim Hore |
![]() |
My Ed, My Hercelot! Love it so much |
![]() | |
Some girls in my mind |
Quote (Again)
Ini adalah
kumpulan kutipan favorit yang sengaja dikumpulkan sebagai pengingat saja.
Kebanyakan berisi motivasi, terlepas dari itu kata-kata tersebut memiliki arti
yang lebih dari hanya sekedar kalimat. Karena secara pribadi, saya percaya
bahwa kata bisa merubah pemikiran seseorang dan tidak bisa dimungkiri kata-kata
bisa memengaruhi dan merubah dunia. Ini hanya sebagian kutipan yang saya curi
secara tidak sengaja (namun berniat untuk dikumpulkan) dan mungkin akan bertambah.
Setuju atau tidak, ini hanya untuk perenungan saja. Jadi, gunakanlah kata-kata
dengan bijak dan hati-hati.
“Menyakiti
dan mengecewakan orang lain itu ada batasnya, pada saatnya kau harus membayar
rasa sakit itu.”
“Kalau
marah, jangan bicara. kalau bicara, jangan terdengar marah. Kalau lembut,
jangan lemah. kalau tegas jangan kasar. Kalau tidak mau dibalas, jangan
memukul. Kalau mau memukul sekalian keras. Itu yang menjadikanmu disegani.”
―Mario Teguh
“Kau tidak
akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari
sudut pandangnya...hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup
dengan caranya.”
―Harpeer Lee
dalam To
Kill a Mockingbird
“...jangan
mendesak untuk sebuah kesempurnaan.”
―Spongebob
Squarepants says
7.3.13
Note 21'01'13
Jalan raya bagai kehidupan, laju cepat kendaraan bagai perubahan.
Saat mengendarai kendaraan yang kau gunakan, banyak yang menyalipmu. Ada
dua simpulan yang kudapat: pertama, kau terlalu merasa aman sehingga
tidak merubah kecepatan; kedua, kehidupan terlalu cepat berubah dan kau
tidak bisa mengikuti perubahan itu. Perubahan memang tidak selalu
bersahabat tapi terlalu aman juga bisa mematikan. -Me
*atau kendaraanmulah yang bermasalah. :p
*atau kendaraanmulah yang bermasalah. :p
6.3.13
Sudut Mata
Selalu memilukan saat mata menjatuhkan pandangan pada pedagang tua yang menjajakan dagangannya. Siang hari seringkali ku melihat seorang kakek penjual buah memikul dagangannya dengan peluh di seluruh tubuhnya serta rasa letih yang terpahat jelas diwajahnya, Ia berjalan tanpa mengenakan alas kaki. Kaki yang bertelanjang dijilati panasnya aspal jalanan. Kemudian ku alihkan pandangan ke arah lain dan ku melihat seorang nenek penjual kue basah yang sedang yang duduk termangu di bawah bayangan pohon yang rimbun dipinggir jalan menunggui dagangannya yang sepi pembeli. Sore hari ku melihat laki-laki paruh baya penjual dinding bambu sedang beristirahat di samping barang dagangannya yang belum banyak terjual dan mungkin hari ini tidak ada yang terjual. Malam hari aku masih mendengar penjual roti menawarkan roti-rotinya dengan terompet yang khas dibwah rintik-rintik hujan. Tidak banyak yang bisa ku lakukan saat berpapasan dengan pedangan-pedagang tersebut, selain ku membeli barang dagangannya saat ku punya rezeki lebih.
Sepertinya gemerlap kota Jakarta sinarnya hanya bisa dijamah hanya sebagian penduduknya. Yang tidak terkena sinarnya masih tetap gelap, walaupun masih dalam tema kota.
Sepertinya gemerlap kota Jakarta sinarnya hanya bisa dijamah hanya sebagian penduduknya. Yang tidak terkena sinarnya masih tetap gelap, walaupun masih dalam tema kota.
5.3.13
Cahaya Bulan
Mungkin
sudah tidak asing lagi kata “Cahaya Bulan” berseliweran di kuping para pecinta film
Gie? Yap, Cahaya Bulan adalah salah satu
sountrack film Gie yang digarap oleh
sutradara andal Riri Riza. Lagu Cahaya Bulan ini diciptakan oleh Eross SO7 dan
dinyanyikan oleh Okta. Standing applaus
untuK Eross SO7, saya akui Eross adalah
pencipta lagu yang andal dengan permainan lirik yang apik. Suka atau tidak suka
adalah masalah selera tapi kalau boleh berpendapat hampir semua lirik lagu yang
diciptakan Eross entah untuk band Sheila On 7 atau lagu-lagu lain yang
diciptakan olehnya mengandung diksi yang baik. Saya suka sekali pemilihan kata
yang dalam dan bermakna. Bisa didengar dari salah dua lagunya yaitu “Cahaya
Bulan” dan “Gie”, kedua lagu tersebut dominan dengan petikan gitar Eross.
Sebagai pengingat
saja Film ini diangkat dari sebuah kisah
nyata seorang mahasiswa bernama Soe Hoek Gie dalam melawan pemerintahan diktaktor,
kisah ini juga diitulis terlebih dahulu dalam buku yang berjudul “Catatan
Seorang Demonstran” yang ditulis oleh Gie sendiri. Film ini memenangkan tiga
penghargaan, yaitu dalam kategori Film Terbaik, Aktor Terbaik (Nicholas
Saputra), dan Penata Sinematografi Terbaik (Yudi Datau).
Untuk
mahasiswa yang berjiwa nasionalis, setelah menonton film Gie dan mendengar sountrack lagunya pasti adrenalinnya
semakin terpacu ya untuk memompa semangat juang. Tapi berjuangnya dengan cara
cerdas yaa... ^_^
Ini ada
sedikit puisi dari kutipan di buku “Catata seorang demostran” dan lirik lagunya.
Selamat disantap dan selamat menikmati.
Puisi sebuah tanya
– Gie
Pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih berbicara selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku
Kabut tipis pun turun pelan-pelan
Di lembah kasih, lembah Mandalawangi
Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin
Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekap kau
Dekaplah lebih mesra, lebih dekat
Lampu-lampu berkelipan di Jakarta yang sepi
Kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya
Kau dan aku berbicara
Tanpa kata, tanpa suara
Ketika malam yang basah menyelimuti Jakarta kita
Apakah kau masih akan berkata
Kudengar derap jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta
Hari pun menjadi malam
Kulihat semuanya menjadi suram
Wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara
Dalam bahasa yang kita tidak mengerti
Seperti kabut pagi itu
Manisku, aku akan jalan terus
Membawa kenang-kenangan dan harapan-harapan
Bersama hidup yang begitu biru
Cahaya Bulan
Cipt. Eros
Perlahan sangat pelan hingga terang kan menjelang
Cahaya kota
kelam mesra menyambut sang petang
Di sini ku
berdiskusi dengan alam yang lirih
Kenapa matahari
terbit menghangatkan bumi?
Aku orang malam
yang membicarakan terang
Aku orang
tenang yang menentang kemenangan oleh pedang
Perlahan sangat
pelan hingga terang kan menjelang
Cahaya nyali
besar mencuat runtuhkan badai
Di sini ku
berdiskusi dengan alam yang lirih
Kenapa indah
pelangi tak berujung sampai di bumi?
Aku orang malam
yang membicarakan terang
Aku orang
tenang yang menentang kemenangan oleh pedang
Cahaya bulan
menusukku, dengan ribuan pertanyaan
Yang takkan
pernah kutahu, di mana jawaban itu
Bagai letusan
berapi, bangunkanku dari mimpi
Sudah waktunya
berdiri, mencari jawaban kegelisahan hati
Terangi dengan
cinta di gelapku
Ketakutan
melumpuhkanku
Terangi dengan
cinta di sesatku
Di mana jawaban
itu?
#ditulis dari berbagai sumber
Langganan:
Postingan (Atom)